Sebenarnya,, Cukup banyak tempat angker di Bima. Di Sanggar ada tempat yang bernama Hidi Weha Kai Salolo atau tempat mengambil kain kafan si mayit. Konon jika seseorang diganggu makhluk halus di situ, dia bisa tewas dalam sekejap. Antara Nggeru dengan Tumpu ada pohon besar. Orang setempat menyebutnya Wuwu Ene. Tempat tersebut terkenal angker sehingga jarang orang berani lewat di situ jika malam hari. Ada satu rumah di Karara yang ditinggalkan pemiliknya. Konon rumah tersebut ditunggui jin jahat. Siapa pun yang menempati rumah tersebut akan melihat ular piton yang ingin menelannya. Rumah di tengah kota tersebut kini tak terurus dan ditumbuhi ilalang. Banyak lagi tempat yang diyakini ditunggui makhluk halus yang suka mengganggu. Terkadang makhluk tersebut menyerang secara terbuka.
WADU LAKO. Bisa jadi, tidak ada batu yang ditakuti di muka bumi ini selain Wadu Lako. Batu angker ini disebut Batu Anjing karena menyerupai anjing. Wadu Lako terletak di pinggir pantai antara Boro dengan Kore. Ada kepercayaan masyarakat setempat, jika ada orang kencing berdiri di tempat ini, yang bersangkutan bisa langsung meninggal dunia. Orang setempat mengatakan, Tari’i Sakidi di Wadu Lako sama mpa lao dapo salence. Kencing berdiri di Wadu Lako sama dengan menyiapkan keranda sendiri.
MATA AIR TAMPURO. Ada beberapa keanehan pada mata air sekitar 10 km di sebelah barat Sanggar. Di saat tertentu, kala mata air surut, karena ada anggapan itu ditahan penunggu. Airnya juga, kalau dibilang tawar menjadi tawar tapi kalau dibilang agak asin menjadi agak asin. Jadi tergantung niat orang di sekitar mata air tersebut. Di saat tertentu, dari mata air tersebut keluar sekam padi, sekam jagung dan aneka barang kebutuhan sehari-hari. Berkembang cerita bahwa di sekitar mata air itu ada perkampungan makhluk gaib yang punya kebutuhan seperti manusi.
DORO TABE. Itu adalah kepundan bekas letusan Gunung Tambora. Letaknya di kaki gunung sebelah timur Tambora. Konon, kalau ada bahaya, di sekitar tempat tersebut akan berawan hitam.
DORO BEDI. Diyakini banyak orang Sanggar bahwa di Doro Bedi-lah tempat Kerajaan Sanggar kuno. Di sini terdapat bedil (bedi) serta meriam. Cukup banyak keanehan di sini, misalnya orang yang punya niat jahat ke sana, tidak akan pernah pulang kembali. Jika kita ada di sekitar itu, kita akan dengar hiruk pikuk seperti ada orang yang membersihkan beras dengan nampan atau katempa bongi. Terkadang ada suara azan, orang mengaji, kokok ayam serta pohon nagka yang berbuah lebat walaupun sebelumnya pohon tersebut tidak pernah ada. Kalau langsung dipetik, nangka tersebut bisa dibawa pulang dan dimakan tapi kalau menundanya untuk mengambil kemudian, nangka tersebut akan raib. Keanehan lainnya, jika ada kekacauan di wilayah Sanggar, bedi di Gunung Bedi akan meletus. Itu adalah pertanda bahwa apapun yang terjadi di sekitar itu selalu berhubungan dengan masyarakat dan alam sekitar.
LA HORU. Sebongkah batu seukuran kerbau jantan. Ada legenda, batu ini terbentuk setelah dua kerbau jantan bertarung hidup mati. Salah satunya lari menyelamatkan diri atau dalam Bahasa Bima di sebut horu ke kawasan pegunungan di utara Desa Nggembe. Kerbau tersebut selanjutnya menjelma menjadi batu. Di tempat ini, orang sering bersua dengan gadis cantik. Orang yang terpukau dengan kecantikan sang gadis sering tertipu dan tersesat di sana.
OI MBANI. Di Padende diyakini masyarakat setempat ada makam Gajah Mada. Jika ke makam, kita melewati mata air yang disebut Oi Mbani (air berani). Seseorang yang ingin kebal, tidak mempan oleh senjata apapun, dapat mandi di mata air itu dengan membawa sesajen. Anehnya mata air akan keluar seperti permintaan kita atau sebatas wadah yang kita bawa. Mulanya keluar kepiting-kepiting kecil dari lubang, disusul oleh kepiting besar. Barulah akan keluar air dari lubang tersebut. Setelah penuh tempat yang kita bawa maka kepiting besar segera masuk ke dalam lubang disusul kepiting-kepiting kecil dan air berhenti mengalir. Biasanya orang yang ingin kebal, setelah mandi segera ditusuk-tusuk dengan parang. Jika belum berhasil dia segera minta air lagi untuk mandi sampai tubuhnya benar-benar kebal. Setelah yakin kebal barulah dia pergi ke medan pertempuran. Kalau berhasil dia harus kembali ke Oi Mbani untuk mengucapkan terima kasih. Ada pula batu yang membuat orang kebal yang disebut “batu bintik” yang berasal dari mata cecompet (kelabang besar). Atau batu yang membuat orang dapat berlari seperti kijang disebut “wadu maju” (batu kijang). Sepasang batu yang dipercaya bisa dipakai untuk berkelahi juga ada, disebut Wadu Mbani (Batu Berani).
KAMAR JIN. Di kamar belakang lantai dua Museum Asi Mbojo ada empat bilik besar. Sejak dulu, sewaktu tempat itu menjadi istana kediaman resmi raja-raja Bima, disebut Kamar Jin. Konon di tempat itu bersemayam para makhluk gaib seperti Jin. Makhluk itu punya hubungan khusus dengan para raja Bima. Kamar itu cukup angker dan terpencil sehingga tidak pernah dimasuki orang lain kecuali para raja di waktu-waktu tertentu.
KAMAR BUNG KARNO. Di sisi kiri kamar Sultan Bima pada lantai dua Istana Bima, ada kamar yang pernah dipakai Bung Karno waktu berkunjung ke Bima. Konon dari kamar tersebut sering terdengar suara anak kecil yang menangis. Ada anggapan, itu adalah anak jin, yang tidak pernah sempat bersalaman dengan Bung Karno kala menginap di sana. Karena kecewa dia lantas menangis di waktu-waktu tertentu.
(dikutip dari Muslimin Hamzah dalam Ensiklopedia BIMA)
0 komentar:
Posting Komentar